Seni Sastera dan Aksara
Pengaruh
india membawa perkembangn seni sastera di Indonesia. Seni Sastera pada waktu
itu ada yng berbentuk porosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi).
Berdasarkan isinya kesusastraan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu tutur
(pintu kitab keagamaan), kitb hukum dan wiracarita (kepahlawanan). Bentuk
wiracerita ternyata sangat trkenal di Indonesia, terutama kitab Ramayana dan
Mabaharata. Kemudian timbul wiracerita gubahan dari para pujangga di Indonesia. Miasalnya, Baratayuda yang
digubagh oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Juga muncul cerita cerita Carangan.
Berkembang karya sastera yang terutama
yang bersumber dari Mahabarat dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan wayang
kulit (wayang purpa). Pertunjukan wayang kulit di Indonesia kehususnya di jawa
sudah begitu mendarah dagung. Isi dan cerita wayang banyak mengandung
nilai-nilai yang besifat edukatif (pendidikan) cerita dari pertunjukan wayang
barasal dari india, tetapi wayangnya asli dari Indonesia. Seni pahat dan ragam
luas yang ada pada wayang disesuai kandengan seni di Indonesia.
GAMBAR tokoh wayang
sumber gambar : http://cahkaliboyo.blogspot.co.id/2013/04/nama-tokoh-tokoh-wayang.html
Disamping
bentuk dan ragam hias wayang,muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas
Indonsia. Misalnya tokoh-tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, dan Petruk.tokoh-tokoh
inai tidak ditemukan di India.perkembangan seni Saster yang sangat cepat
didukung oleh penggunaan huruf pallawa, misalnya dalam karya-lary sasera jawa
kuno.pada perasasti-perasasti yang ditemukan terdapat unsur India dalam unsur
budaya Indonesia. Misalnya ada perasasti dengan huruf Negeri (India) dan Bali
kuno (Indonesia).
Mungkin cukup sampai disini. semoga artikel ini dapat bermanfaat. dan juga jangan lupa baca artikel artikel saya yang lainnya jika anda masi memiliki waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar