Cari Yang Anda Butuhkan

Assalamualaikum

Rabu, 10 Agustus 2016

Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Selamat pagi/siang/malam gan setelah beberapa hari yang lalu saya banyak memosting mengenai Perang Dunia 2 Dan hal-hal yang terjadi pada Perang Dunia Kali ini saya akan memposting tentang Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.. Dan langsung saja di disimak dibawah.

Perjuangan bangsa Indonesia semenjak proklamasi kemerdekaan hari demi hari semakin nyata hasilnya. Alan tetapi tantangan yang dihadapi selalu silih berganti. Seperti telah kita ketahui bahwa proklamasi kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Augustus 1945. Selanjutnya pada tanggal 18 Augustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar (UUD 1945) dan dipilih Ir. Soekarno sebagai presiden sedangkan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Presiden. Perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya semakin berat karena harus mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan kekuasaan bangsa Asing Serta terjadi Konflik Antara Indonesia dengan Belanda.
Pasti sebagian dari anda bertanya-tanya Apakah yang menyebabkan konflik Indonesia dengan belanda?? Maka dari itu sekarang saya akan menjelaskan penyebab terjadinya konflik antara Indonesia-Belanda.

Penyebab Konflik antara Indonesia-Belanda disebabkan oleh Faktor-Faktor berikut.

1.  Kedatangan Tentara Sekutu Diboncengi oleh NICA
Semenjak Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Augustus 1945 secara hukum tidak lagi berkuasa diindonesia. Pada tanggal 10 September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa pemerintahan akan diserahkan kepada sekutu dan tidak kepada pihak Indonesia. Pada tanggal 14 September 1945 Mayor Greenhalgh datang di Jakarta. Ia merupakan perwira sekutu yang pertama Kali datang ke Indonesia. Tugas Greenhalgh adalah mempelajari dan melaporkan keadaan Di Indonesia menjelang pendaratan rombongan sekutu.
Pada tanggal 29 September 1945 pasukan sekutu mendarat diindonesia antara lain bertugas melucuti Jepang. Tugas ini dilaksanakan komando pertahanan sekutu Di Asia Tenggara yang bernama South East Asia Command (SEAC)  dibawah pimpinan Lord Louis Mountbatten yang terpusat disingapura. Untuk melaksanakan tugas itu, Mountbatten membentuk suatu komando khusus yang diberi nama Allied Force Netherland East Indies (AFNEI) dibawah Letnan Jenderal Sir Philip Christison.

Adapun Fungsi AFNEI Di Indonesia adalah :
1.       Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
2.       Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu.
3.       Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.
4.       Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian serahkan kepada pemerintah sipil.
5.       Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.

Pasukan AFNEI mulai mendarat dijakarta pada tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari tiga divisi yaitu :
1.       Divisi India ke-23, dibawah pimpinan Mayor Jenderal D. C. Hawthorn yang bertugas untuk daerah Jawa Barat.
2.       Divisi India ke-5, dibawah pimpinan Mayor Jenderal E. C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur.
3.       Divisi India ke-26, dibawah pimpinan Mayor Jenderal H. M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatera.
Pasukan-pasukan AFNEI January bertugas Di Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk daerah Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada Angkatan Perang Australia.
Pada mulanya kedatangan sekutu disambut dengan senang hati oleh bangsa Indonesia. Hal ini Karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa sekutu secara diam-diam membawa orang Netherland Indies Civil Administration (NICA), yakni pegawai-pegawai sipil Belanda maka bangsa Indonesia curiga dan akhirnya menimbulkan permusuhan.

2.  Belanda (NICA)  Berupaya Untuk Menegakkan kembali kekuasaan Di Indonesia
Netherland Indies Civil Administration (NICA) berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Netherland Indisch Leger, yaitu tentara kerajaan Belanda Yang ditempatkan Di Indonesia).  Orang-orang NICA dan KNIL dijakarta, Surabaya dan Bandung mengadakan provokasi sehingga memancing kerusuhan.
Sebagai pemimpin AFNEI, Christion menyadari bahwa bentuk untuk kelancaran tugasnya diperlukan bantuan dari Pemerintah Republik Indonesia. Oleh Karena itu diadakan perundingan dengan pemerintah RI. Christion mengakui pemerintahan de facto Republik Indonesia pada tanggal 1 oktober 1945. Ia tidak Akan mencampuri persoalan yang menyangkut status kenegaraan Indonesia.

Dalam kenyataanya pasukan sekutu sering membuat hura-hura dan tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Gerombolan NICA sering melakukan teror terhadap pemimpin-pemimpin kita. Dengan demikian bangsa Indonesia mengetahui bahwa kedatangan Belanda yang membonceng AFNEI adalah untuk menegakkan kembali kekuasaannya Di Indonesia. Oleh Karena itu bangsa Indonesia berjuang dengan Cara-cara diplomasi maupun kekuatan senjata untuk melawan Belanda yang akan menjajah kembali. Konflik antara Indonesia dengan Belanda ini akhirnya melibatkan peran dunia internasional untuk menyelesaikannya.

Tidak ada komentar: