di tepi hutan yang subur ada sapi betina, sapi
jantan dan anak mereka seekor sapi yang baru menginjak remaja.
pemandangan tepi hutan
yang indah dan rumput yang hijau, subur mwmbuat mwreka gembira.
anak sapi berlarian kesana kemari.
"bu saya mau jalan ke tepi sungai".
"boleh tapi jangan jauh-jauh ya!"kata bu sapi.
"iya bu....!"
sapi muda itu berjalan ketepi sungai,ia melihat berbagai hewan
kecil di srkitar sungai. hatinya merasa senang ketika melihat katak berloncatan
kian kemari. tak terasa ia sudah sangat jauh meninggalkan tempat kedua orang tuanya..
"toloooong..!" tiba-tiba ia mendengar suara merintih.
aih, di depan dana ada seekor buaya yang sedang tertindih pohon yang patah.
"tolong,tolonglah aku...."rintih buaya dengan suara
memelas.
"kau ini kenapa pak baya?"tanya sapi sambil mendekat.
"aduh sapi yang baik,sudah dua hari aku tertindih kayu besar
ini'.
"siapa yang menindihmu pak baya?"
"gara-gara gempa bumi yang lalu. sekarang tolonglah aku
sapi yang baik".
"ah,kurasa aku tak bisa menolongmu",kata sapi.
"lho?"kenapa kau pasti kuat mendorong kayu yang mwnindihku
ini".
"kenapa?
sapi teringat akan pesan
ibunya bahwa bangsa buaya tidak bisa di percaya,mereka licik sekali. suka makan
daging hewan lainnya.
"tidak,aku tidak akan menolongmu",kta sapi
"kalau kau ku tolong nanti kau akan memangsaku".
"jangan kuatir aku tidak akan mwlukaimu"
"tidak!" aku tak bisa mempercayaimu".
"oh,sapi yang baik,apakah kau tidak kasihan padaku,sudah
dua hari aku tersiksa begini,tak bisa makan tak bisa minum,dada terasa sesak.
"tapi kau binatang jahat!"potong sapi.
"oh,sapi yang baik,itu kan dulu. setelah tertindih kayu
begini aku sadar bahwa aku memerlukan hewan lain,maka sekarang aku bertobat,tidak
akan memakan hewan lain kecuali hewan itu telah mati sendirii. aku tobat,tolonglah
aku,huk...huk...huk..."
rayuan buaya sambil mengeluarkan air mata. sapi muda terpengaruh.
lama-lama ia merasa kasihan juga.
"baiklah aku akan menolongmu,tapi janji yaa jangan mencelaka
kanku"
"iya aku janji percayalah!"
lalu sapi berusaha mendorong kayu itu sekuat tenaganya,dan akhirnya
plong! buaya terlepas dari tindihan kayu.
tapi...astaga! begitu
terlepas dari tindihan kayu buaya itu langsung
meloncat ke punggung sapi dan menwrkam punuk si sapi.
"aduhhhh....!pekik sapi kesakitan. "kenapa kau menggigit
punukku?"
" lho?"aku jan sudah minta tolong kepadamu,bahwa aku
twrtindih kayu srlama dua hari,yidak makan dan tidak minum.
"sekarang kau harus menolongku bebas dari rasa haus dan
lapar!"
"dengan memakan dagingku?"tukas sapi.
"betul, sekaligus mwnghirup darahmu".
"dasar buaya licik, tak tahu balas budi!"
"sudah sapi muda yang bodoh!" sergah terimalah nasibmu".
"tidak! ini sudah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang
menang".
"tidak! aku tak bisa terima.
"kau bisa bertanya pada makhluk yang lain, bolrh hewan boleh
benda apa saja, pasti mereka akan membenarkanku", sahut buaya.
"ya,aku akan minta keadilan pada yang lain".kata sapi
kebetulan saat itu ada
tikar lapuk hanyut di sungai. sapi menceritakan kejadian yang menimpanya dan meminta
pendapat tikar lapuk. apa jawabnya?
"itu sudah benar,
terimalah nasibmu. aku juga mengalaminya,ketika keadaan ku masih baru aku dipakai,jika
kotor di bersihkan tapi setelah lapuk dan banyak yang bolong aku di buang ke sungai
begitu saja""
"nah,benar kan kataku", sahut buaya
"tidak, nah itu ada keranjang hanyut!", protes sapi.
tapi ketika keranjang itu ditanya jawabnya persis seperti tikar.
"ketika masih baru dan utuh aku dipakai, kini setelah aku
rusak dibuang kesungai begitu saja".
"nah benar kan?" sahut buaya.
tiba-tiba ada seekor bebek
betina tua berenang, sapi dan buaya meminta pendapat bebek.
"kukira buaya benar, sebab manusia juga kejam, ketika aku
masih muda dan bisa bertelur aku dipelihara,sekarang ketika aku sudah begini aku
mau disembelih, untungnya aku bisa melarikan diri, jadi tirulah perbuatan manusia,mereka
mau enaknya sendiri".
"hohohoho...mau mengadu kemana lagi kau sapi".
saat itu kebetulan kancil lewat di depan buaya dan sapi. kali
ini buaya yang meminta pendapat dari kancil. ia yakin kancil juga akan membenarkan
pendiriannya.
"kalu aku diminta
menjadi hakim, aku harus tahu awal kejadiannya",kata kancil. "apakah kalian
keberatan jika mengulang awal kejadian yang kalian alami?"
"tidak!" aku
tidak keberatan", sahut buaya. maka dilakukanlah pengulangan itu. buaya kembali
ketempatnya semula sapi mengembalikan kayu besar ke punggung buaya.
"benarkah kejadiannya seperti ini?"tanya kancil.
"benar!"jawab sapi dan buaya bersamaan.
"lalu pak baya memanggilku agar aku mau menolongnya",sahut
sapi.
kancil mendekati sapi
dan berbisik lirih," ayo kita tinggalkan buaya jahat ini.
sapi baru sadar ini kesempatan baginya lolos dari bahaya maut.
tanpa basa basi lagi sapi mengikuti lari arah kancil yang sudah meloncat lebih dulu.
"hei......tungguuu...!"jangan pergi dulu....!"teriak
buaya.
tapi sapi dan kancil tak menghiraukannya. makanya jangan terlalu
rakus dan tak tahu balas budi akibatnya bisa celaka sendiri.