jaman dahulu, ada kera tinggal pada sebatang pohon
jambu di tepi sebuah sungai. selama musim panas pohon itu akan penuh dengan buah
jambu yang masak dan manis. kera memanfaatkannya untuk berpesta pora dengan senangnya.
sebuah hari seekor buaya berkeliaran dekat pohon
jambu itu. ia melihat sang kera sedang duduk pada cabang pohon itu.
"hai kera, "kata buaya sambil tersenyum
lebar. "maukah kau menjatuhkan sedikit buah jambu? aku agak sedikit lapar."
kera itu sangat baik hati. lalu ia memetik beberapa
tangkai buah jambu yang masak dan manis serta melemparkannya pada sang buaya.
"sedap!" kata si buaya dengan cepat melahap
semua buah jambu itu. "dapatkah kamu melemparkan sedikit lebih banyak lagi?
aku ingin membawakannya untuk istriku dirumah."
"oh, tentu kawanku!" kata si kera sambil
melemparkan beberapa tangkai buah jambu lagi pada sang buaya. "aku harap istrimu
senang juga menikmatinya."
musim
panas dengan cepat berlalu. setiap hari sang buaya menemui sang kera.
itu satu-satunya
sahabat yang aku punyai. bagaimana dapat aku menyakitinya?" tanya buaya jantan.
"kalau
begitu biarkan saja aku mati, "kata buaya betina sambil menangis.
"oh
sayangku, aku jangan kau tinggalkan mati, "kata buaya yang malang itu."sekarang
juga aku akan pergi dan menjemput kera itu."
seketika
itu juga merupakan wajah buaya betina berseri-seri. sementara buaya jantansegera
pergi menuju pohon jambu itu.
"aha.....bakal kesampaian keinginanmu makan
hati kera," pikir buaya betina.
"wah buaya jantan, anda disana rupanya, "kata
sikera dengan bergembira. "senang melihat anda kembali. bolehkah kulemparkanbeberapa
tangkai buah jambu padamu?"
"tidak,tidak, wahai kera, "kata buaya
jantan sambil tersenyum lebar menunjukan barisan gigi giginya yang tajam"hari
ini kami tak membutuhkan buah jambu."
"mengapa demikian wahai buaya jantan? apakah
kalian hari ini tidak lapar?"
"wahai kera. hari ini istriku mengundangmu
untuk makan siang. ia sangat berterima kasih padamu. lalu hati ini istriku memasakan
makanan siang istimewa untukmu."
"oh, betapa baik hatinya, "kata sikera.
"aku akan senang menemanimu berdua makan siang."
"ayolah, melompatlah ke atas punggungku. aku
akancepat-cepat membawamu kerumahku, "kata si buaya.
"horeeee!" teriak sang kera sambil berpegangan
kuat-kuat pada punggung buaya.
mula-mula si kera kesenangan. namun setelah buaya
mencapai tengah sungai, tiba-tiba ia mulai berguling-guling di air.
"hentikan gerakanmu yang membahayakan itu
wahai buaya jantan,"teriak sang kera ketakutan, "aku akan jatuh bila kamu
tidak menghentikannya."
"itu memang mauku,"kata sang buaya, "aku
sedang berusaha menggulingkanmu."
"mengapa? aku kan temanmu. mengapa kamu berusaha
membunuhku? "tanya si kera dengan amat terkejut.
"isriku sakit dan ia akan sembuh hanya bila
ia menyantap hatimu,"jawab buaya.
"mengapa tak bercerita kepadaku sebelumnya?"kata
kera sambil tersenyum. "bila kamu tadi bercerita padaku sebelum meninggalkan
pohon jambu,tentunya aku akan membawa serta hatiku."
"maksudmu hayimu tidak ada bersamamu sekarang
ini?"kata buaya jantan.
"tentu saja tidak,"kata si kera sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya. "aku tak
pernah membawa hatiku kemana pun aku pergi.
aku selalu menyembunyikannya di lubang pohon jambusebelum meninggalkan tempat tinggalku
itu.
"itu berarti kita harus kembali mengambil
hatimu,"kata buaya yang bodoh itumempercayai setiap kata yang di ucapkan si
kera.
"ya" jawab si kera,"ayo kita
kembali dulusebelum istrimu bertambah parah."sang buaya dan si kera kembali
kepohon jambu secepat mungkin
segera
setelah sampai, si kera cepat-cepat melompat dari pinggung buaya dan memanjat pohon.
"kamu
mengambil apa kok lama sekali?"tanya si buaya,"sudah ketemukah hatimu?"
"hatiku
selamat bersamaku, engkau buaya yang bodoh,"ketawa si kera.
"kalau
begitu cepatlah kau turun kemari,"kata buaya.
"untuk
apa? untuk kau ambil dari tubuhku?"
"iyaaaaa....!"
"dasar
buaya bodoh! pulanglah dan beri tahu istrimu yangkejam itu untuk membuang keinginannya
menyantap hati seekor kera."
"hah!"buaya
penasaran."jadi kau menipuku?"
"istrimu
juga menipumu,dia hanya pura-pura sakit belaka! kau terlalu menuruti keinginan istrimu
tanpa mempertimbangkan persahabatan kita."
"oh
kera aku menyesal kini....."
"sudahlah,kau
pulang saja,dunia kita memang berbeda."
"maafkan
aku kera sahabatku,aku telah mengecewakanmu."
"pulanglah
buaya....."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar