menurut cerita, zaman dahulu ketika para binatang
dapat berbicara, ada cerita menarik tentang kucing yang menjadi guru. kucing adalah
salah satu guru yang di segani oleh binatang lain.
kepandaiannya
dan kebijaksanaannya serta keadilannya, membuat banyak binatang lain menaruh hormat
kepada kucing.
makin
hari semkin meluas berita tentang terkenalnya kucing sebagai guru yang bisa menjawab
permintaan para murid-murid yang belajar, pada akhirnya
sang kucing mendapat julukan sebagai guru besar.
diantara sekian banyak murid, harimau dan singa
adalah salah satu seorang murid yang cerdas. dia ingin belajar memanjat pohon dari
sang guru besar itu. mendengar permintaan muridnya itu sang kucing menerangkan panja.
ng lebar tentang cara memanjat pohon.
kemudian ia mulai berfikir, karena kucing harus
lebih pintar dari harimau maupun binatang yang lain, mulailah berniat tidak baik.
diam-diam kucing tidak mau menurunkan ilmu memanjat itu.
kucing
ingin supaya ilmu itu menjadi miliknya sendiri. ia tidak ingin ilmu itu dimiliki
oleh binatang selain dirinya. kucing berusaha mengulur waktu dan berharap para binatang
meminta pelajaran cara memanjat pohon itu melupakannya. kucing tidak bosan-bosan
mengajari cara bermain-main maupun menerkam yang indah dan lain sebagainya.
khusus kepada harimau dan singa, kucing mengajari
cara berenang di air yang arusnya deras. kucing berharap kedua muridnya yang cerdas
itu tidak lagi menuntut ilmu memanjat pohon.
"he..he..he..kalian senang yaa bisa berenang",kata
kucing
"benar guru....!"jawab singa dan harimau.
pada suatu hari harimau sudah tidak sabar ingin
diberi memanjat pohon. pagi-pagi sekali ia menemui kucing.
kucung
pin masih berusaha menunda lagi dengan menghiburnya.
"akan
kau gunakan sebagai apa ilmu itu" tanya kucing
"ya
sebagai beekal" jawab harimaau dengan sedikit menutupi agar ia disangka binatang
yang baik hati pada sesama binatang..
kucing
pun melanjutkan pertanyaannya dengan suara yang agak pelan dan berwibawa. ilmu itu
tak cukup ha.ya sebagai bekal saja.
harimau agak gelisah. rupanya sang guru besar itu
sangat keberatan menurunkan ilmu itu kepadanya. ia berusaha mrnambahkan uraian jawaban
yang lebih baik lagi dan masuk di akal.
"ya untuk dimanfaatkan",ujar sang
harimau.
"manfaat untuk apa?" tanya kucing
berusaha mendebat agar dengan kesalahan jawabannya harimau, ia bisa menggagalkan
menurunkan ilmu itu kepadanya tanpa sungkan-sungkan.
"apa
saja",harimau menhawab singkat.
kucing menambahkan lagi,"manfaat iyu ada
dua. ada manfaat baik dan ada manfaat buruk. kalau manfaat buruk berarti tidak baik,
dan kalau manfaat baik,itu pasti terpuji".
"lalu kau memilih jawaban yang mana?"lanjut
si kucing.
harimaumenggerutu
dalam hati. pikirannya mulai tidak tenang.
"guru mau menurunkan ilmu itu atau tidak?"tanya
harimau.
kucing tersenyum.
"kalau aku tidak mau bagaimana?"kata
sikucing.
"jangan menyesal apabila saya bertindak
kasar",kata harimau.
"apa?"kamu mau melawan guru",tanya
kucping.
ia sadar ia tidak mampu melawan harimau.
"kau tidak takut kena bencana?" gertak
kucing
"tidak", kata harimau.
"saya tidak mau menurunkan ilmuitu kepadamu"
kucing meninggalkan harimau.
harimau terperanjat mendenngar jawaban itu.
mendengar keputusan sang guru, sang harimau
sangat marah bukan main.
"hem, betul dugaanku, guru punya niat tidaak
baik".
"aku gurumu, aku tahu apa yang terbaik bagimu.
dan kurasa kau memangtidak perlu belajar memanjat pohon!", kata kucing sambil
beerlari.
"akan kukejar kemanapun guru brlari".
"coba saja kalau bisa!" tantang kucing
sambil mempercepat larinya.
harimau
yang merasa di kibuli jadi makin marah. ia juga mempercepat langkahnya.
karena
harimau tubuhnya lebih besar dalam tempo singkat ia mampu mengejar kucing.
sial
bagi sang kucing karena badannya lebih kecil sehingga langkah kucing sangat pendek.
berkali kali ia nyaris diterkam harimau.
kucing mulai gentarmenyikapi harimau yang kian
beringas itu.
untunglah nsib sang kucing lebih pintar dalam
menggunakan ilmunya. ia juga berfikir lebih baik sering menukik dengan belok tajam
daripada berpacu dengan sang harimau yang sring kebablasan jauh dalam mengejarnya.
kenyataannya
kelihatan ia bergerak lebih gesit dari harimau walau langkahnya yang pendek itu.
saat
itu kucing mersa aman karena di depannya ada pohon.
tapi sangat sulit baginya untuk langsung mencapai
pohon itu. jika ia langsung menuju pohon itu maka ia akan dilahap harimau mentah-mentah.
ia tetap
memakai cara lain dengan menukik-nukik belok tajam sambil mengalihkan perhatian
kebuasan harimau.
ternyata
benar. harimaau takjub dengan kelincahan sang kkucing dan tidak menyadari bawa ada
pohon didepannya. hal itu karena ia konsentrasi memburu dengan membabi buta agar
secepatnya bisa memaksa kucing belaka.
adapun
bagi harimau, dia tetap merasa untung dengan ada tambahan ilmu tentang cara berlari
dengan cara belok menukik tajam.
kucing yang selama itu menyiasati perhatian
agar bisa mencapai pohon ia menciptakan langkah srmakin indah.
sementara
sekali ada kesempatan maka segera kucing melompat dengan gesitnya merayap di pohon
yang ada di depannya.
harimau
mrmandanya dari jauh.
harimau
sangat terpesona melihat kelincahan sang gurunya memanjat pohon itu.langkah itu
indah sekaali.
langkah itu langkah yang ia impikan.
ia menyadari ilmu memanjat pohon itulah yang
ingin ia miliki dari sang guru besar.
akan tetapi sang guru kini sudah tidak percaya
lagi kepadanya.
pada mulanya harimau khawatir jangan-jangan sang
guru hanya menipu bahwa ia mempunyai ilmu cara memanjat pohon. dan kini ilmu itu
ia saksikan didepan matanya sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar