dahulu kala, konon segala binatang pandai bercakap-cakap
seperti manusia. ketika itulah hidup berjenis-jenis ketam dipantai pulau pertam.
suatu hari, berjalanlah ugui mencari makanannya dan secara tidak disadarinya lewat
dimuka ketam buan. kedua jenis ketam berbeda bentuk maupun rupanya. ugui bertubuh
kecil kerempeng, kakinya kecil tapi panjang-panjang tungkainya sehingga jalannya
amat cepat. ketam buan bertubuh kecil ekruas kakinya. berbintik-bintik bulat kecil
keselluruh tubuhnya itu, berjalan sangat lamban.
"ceer...kris-kras
ceer..." ugui berjalan cepat sekali,mengais-ngais makanan dengan sigap dan
rajin. "ceeer..kris-kras-kris-kras..."ia pun makan dengan gembira tanpa
memperhatikan kiri kanan lagi.
"hei,ugui !" bentak ketam buan agak tersinggung,
menggerutu dan iri hati melihat ugui dengan mudah mendapat makanan di dekat dirinya
itu. dia sendiri belum mendapat rezeki sedikitpun ketika itu. karena hatinya menggerutu,
ketam buan berkata lagi kepada ugui,"
pongah
sekali tindak tandukmu itu ugui, lewat dimuka kepalaku tanpa bertabik tidak pula
bersalam. bangsa apakah engkau? tidak beradat sedikitpun, patutlah tubuhmu kerempeng
tak hendak gemuk-gemuk juga walau makan habis sekeranjang. kaki panjang seperti
hantu laut bersetongkah. hui..jelek, tidak punya adat. cari makan dekat kediaman
orang, itu pun pongah pula".
ketambuan
memaki ugui dengan sumpah-serapahnya. ugui tercengang mendengarnya. ia pun memandang
ketam buan seraya berkata, "sekalipun tubuhku kerempeng,kecil-kecil kakiku,
aku tak pernah menyusahkanorang. aku sanggup hidup dengan caraku sendiri, tidak
seperti engkau. perut buncit, dungu, suka mengata-ngatai orang saja".
ketam
buan membelakan matanya yang bulat besar, membentak-bentak ugui dengan kasar, "sudah
pintar melawan aku yaa, engkau sekarang ugui? sadar-sadarlah dirimu sedikit, karena
engkau mencari makan masih di tempatku ini!"
"hai,
ketam buan",jawab ugui,"bukankah lingkungan pantai pertam ini milik kita
bersama? bangsa ketam pun bisa mencari makan disini? bukan engkau sendiri yang punya,buah!"
"pergilah
engkau ugui, karena ulahmu disini makanan kami jadi susut", bentak ketam buan.
karena tidak tahan di caci maki, ugui pun menghindar
agak jauh dari situ. namun pada suatu hari bertemu lagi keduanya. hari ini ketam
buan datang berkawan-kawan sehingga ugui terkepung. karena merasa terjepit, ugui
memanpaatkan kaki panjangnya menarik langkah seribu berlari cepat-cepat.
"hiuup..ah!"
napasnya mendengus-dengus. ia sedih sekali,
"kenapa aku ini sangat di benci oleh ketam
buan?" pikir ugui dalam keadaan masgul.
ketika itulah lewat burung kedidi, terunggit-unggit
di gigi air berpasir putih tempat ugui termenung. burung kedidi pun menyapa ugui,
"hai,sobat. kenapa engkau kelihatan bersedih?"
"kepalaku pusing",sahut ugui. "aku
memikirkan keadaan kami sudah kacau balau. tidak ada krcocokan masing-masing. sementara
penengahnya tidak ada. ketam buan tahunya marah-marah saja. yah, karena kami lebih
rajin daripada mereka, tentulah mendapat rezeki lebih banyak, bukan"
burung kedidi yang arif bijaksana, menjelaskan,"ehm,tahulang
aku masalahnya. kalian bangsa ketam rupanya selama ini tak pernah dikunjungi raja
ketam, karena itu kacau balau".
kata burung kedidi lagi,"kunasihati engkau
sekarang,ugui, sebaiknya engkau menghadap raja ketam bangkang dihutan bakau sana.
ceritakanlah padanya, tentang perselisihan bangsa ugui dengan ketam buan selama
ini.
singkat
ceritanya, menghadaplah ugui kehadapan bangkang. ia mengadukan nasibnya yang selalu
dicaci maki oleh ketam buan.
setelah raja ketam mengetahui duduk perkaranya,
di panggilah ketam buan menghadap saat itu juga. dihadapan raja ketam, ketam buan
berdalih,"ugui itu yang salah. dia mengejek-ejek bangsa kami pemalas, bukan
kami yang mengejek-ejek bangsa ugui itu".
untunglah
pada saat itu juga datanglah burung kedidi. ia mau jadi saksi,"bukan ugui punya
ulah tuanku. tetapi justru ketam buan senddiri yang selalu mengat-ngatai ugui itu.
ketam buan memang suka berbohong tuanku".
baginda bangkang pun murka, "nah...tahulah
beta bangkang raja ketam, bahwa kalian ini tidak boleh berada ppada satu tempat
lagi. bangsa ketam patut beta hukum!"
"apa hukumannya tuanku?" ugui yang merasa
tidak bersalah, memberanikan diri bertanya, "tolong tuanku jelaskan, tentang
hukuman buat kami bangsa ketam itu. ampun...tuanku",
"dengarkan oleh kalian semua! mulai saat
ini, beta larang bangsa ketam buan naik kedarat, dan tinggalah kalian dilaut pasir
yang dalam!"
"ugui berjasa mengingatkan beta raja ketam.
engkau di bolehkan hidup dilaut dan didarat sampai turun menurun...hingga ke anak
cucumu!"titah bangkang, raja ketam.
konon, sejak itulah ugui hidup dalam dua alam,
laut dan darat sedangkan ketam buan tetap tinggal didalam laut selamanya.
ugui adalah sejenis kepiting kaki panjang dan tangkas
sekali bergerak dipasir pantai. karena yang gerakannya yang gesit itu, minyak lemak
ugui menurut kepercayaan orang laut dijadikan minyak urut obat lumpuh. juga dijadikan
minysk urut kaki anak-ansk lambat jalan,supaya lebih kuat dan lekas dapat berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar