Membuat naskah lakon sendiri tidak menguntungkan
karena akan memperpanjang proses pengerjaan, tetapi berkenaan dengan sumber daya
yang dimiliki, membuat naskah sendiri dapat menjadi pilihan yang tepat. oleh karena
itu, sutradara harus membuat naskah yang sesuai dengan kualitas sumber daya yang
ada. naskah semacam ini bersipat situasional, tetapi semua orang yang terlibat menjadi
senang karena dapat mengerjakannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Beberapa langkah di bawah ini dapat dijadikan acuan untuk menulis naskah lakon.
1. Menentukan Tema
Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang
akan disampaikan oleh pengarang kepada penonton. tema akan menuntun laku cerita
dari awal sampai akhir. misalnya, jika tema yang dipilih adalah 'kebaikan akan mengalahkan
kejahatan' maka dalam cerita hal tersebut harus dimunculkan melalui aksi tokoh-tokohnya,
sehingga penonton dapat menangkap maksud dari cerita bahwa sehebat apapun kejahatan
pasti di kalahkan oleh kebaikan.
2. Menentukan Persoalan
Persoalan atau konflik adalah inti dari cerita
teater. tidak ada cerita teater tanpa konflik. oleh karena itu, pangkal pwrsoalan
atau titik awal konflik perlu di buat dan disesuaikan dengan tema yang di khendaki.
misalnya dengan tema "kebaikan akan mengalahkan kejahatan", pangkal persoalan
yang dibicarakan adalah sikap licik seseorang yang selalu memfitnah orang lain demi
kepentingannya sendiri. persoalan ini kemudian di kembangkan dalam cerita yang hendak di tuliskan.
3. Membuat Sinopsis (Ringkasan Cerita)
Gambaran cerita secara global dari awal hingga
akhir hendaknya dituliskan. sinopsis digunakan pemandu proses penulisan naskah sehingga
alur dan persoalan tidak melebar. dengan adanya sinopsis maka penulisan lakon menjadi
terarah dan tidak mengada-ada.
4. Menentukan Kerangka Cerita
Kerangka cerita akan membingkai jalannya cerita
dari awal sampai akhir. kerangka ini membagi jalannya cerita mulai dari pemaparan,
konflik, klimaks, sampai penyelesaian. dengan membuat kerangka cerita, penulis akan
memiliki batasan yang jelas sehingga cerita tidak bertele-tele.
5. Menentukan protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawa laku
keseluruhan cerita. dengan menentukan tokoh protagonis secara mendetail maka tokoh
lainnya mudah di temukan. misalnya, dalam persoalan tentang kelicikan ,tokoh protagonis
dapat diwujudkan bagi seoarang yang rajin,semangat dalam bekerja senang membantu
orang lain,berkecukupan,dermawan,serta jujur. semakin detail sifat dan karakter
protagonis, semakin jelas pula karakter tokoh antagonis. dengan menulis lWan dari
sifat protagonis, karakter antagonis dengan sendirinya terbentuk. jika tokoh protagonis
dan antagonis sudah ditemukan maka tokoh lain baik yang berada dipihak protagonis
atau antagonis akan mudah di ciptakan.
6. Menetukan Cara Penyelesaian
Mengakhiri sebuah persoalan yang dimunculkan tidaklah
mudah. dalam beberapa lakon ada cerita yang diakhiri dengan baik, tetapi ada yang
di akhiri secara tergesa-gesa,bahkan ada yang bingung mengakhirinya. akhir cerita
yang mengesankan selalu akan dinanti oleh penonton. oleh karena itu, tentukan akhir
cerita dengan baik,logis dan tidak tergesa-gesa.
7. Menulis
Setelah hal semua disiapkan proses berikutnya adalah
menulis. mencari dan mengembangkan gagasan memang tidak mudah, tetapi lebih tidak
mudah lagi memindahkan gagasan dalam brntuk tulisan. oleh karena itu, gunakan dan
manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar