Cari Yang Anda Butuhkan

Assalamualaikum

Senin, 11 Juli 2016

Mengarang cerita


  Membuat naskah lakon sendiri tidak menguntungkan karena akan memperpanjang proses pengerjaan, tetapi berkenaan dengan sumber daya yang dimiliki, membuat naskah sendiri dapat menjadi pilihan yang tepat. oleh karena itu, sutradara harus membuat naskah yang sesuai dengan kualitas sumber daya yang ada. naskah semacam ini bersipat situasional, tetapi semua orang yang terlibat menjadi senang karena dapat mengerjakannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  Beberapa langkah di bawah ini dapat  dijadikan acuan untuk menulis naskah lakon.
1. Menentukan Tema
  Tema adalah gagasan dasar cerita atau pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada penonton. tema akan menuntun laku cerita dari awal sampai akhir. misalnya, jika tema yang dipilih adalah 'kebaikan akan mengalahkan kejahatan' maka dalam cerita hal tersebut harus dimunculkan melalui aksi tokoh-tokohnya, sehingga penonton dapat menangkap maksud dari cerita bahwa sehebat apapun kejahatan pasti di kalahkan oleh kebaikan.
2. Menentukan Persoalan
  Persoalan atau konflik adalah inti dari cerita teater. tidak ada cerita teater tanpa konflik. oleh karena itu, pangkal pwrsoalan atau titik awal konflik perlu di buat dan disesuaikan dengan tema yang di khendaki. misalnya dengan tema "kebaikan akan mengalahkan kejahatan", pangkal persoalan yang dibicarakan adalah sikap licik seseorang yang selalu memfitnah orang lain demi kepentingannya sendiri. persoalan ini kemudian di kembangkan  dalam cerita yang hendak di tuliskan.
3. Membuat Sinopsis (Ringkasan Cerita)
  Gambaran cerita secara global dari awal hingga akhir hendaknya dituliskan. sinopsis digunakan pemandu proses penulisan naskah sehingga alur dan persoalan tidak melebar. dengan adanya sinopsis maka penulisan lakon menjadi terarah dan tidak mengada-ada.
4. Menentukan Kerangka Cerita
  Kerangka cerita akan membingkai jalannya cerita dari awal sampai akhir. kerangka ini membagi jalannya cerita mulai dari pemaparan, konflik, klimaks, sampai penyelesaian. dengan membuat kerangka cerita, penulis akan memiliki batasan yang jelas sehingga cerita tidak bertele-tele.
5. Menentukan protagonis
  Tokoh protagonis adalah tokoh yang membawa laku keseluruhan cerita. dengan menentukan tokoh protagonis secara mendetail maka tokoh lainnya mudah di temukan. misalnya, dalam persoalan tentang kelicikan ,tokoh protagonis dapat diwujudkan bagi seoarang yang rajin,semangat dalam bekerja senang membantu orang lain,berkecukupan,dermawan,serta jujur. semakin detail sifat dan karakter protagonis, semakin jelas pula karakter tokoh antagonis. dengan menulis lWan dari sifat protagonis, karakter antagonis dengan sendirinya terbentuk. jika tokoh protagonis dan antagonis sudah ditemukan maka tokoh lain baik yang berada dipihak protagonis atau antagonis akan mudah di ciptakan.
6. Menetukan Cara Penyelesaian
  Mengakhiri sebuah persoalan yang dimunculkan tidaklah mudah. dalam beberapa lakon ada cerita yang diakhiri dengan baik, tetapi ada yang di akhiri secara tergesa-gesa,bahkan ada yang bingung mengakhirinya. akhir cerita yang mengesankan selalu akan dinanti oleh penonton. oleh karena itu, tentukan akhir cerita dengan baik,logis dan tidak tergesa-gesa.
7. Menulis

  Setelah hal semua disiapkan proses berikutnya adalah menulis. mencari dan mengembangkan gagasan memang tidak mudah, tetapi lebih tidak mudah lagi memindahkan gagasan dalam brntuk tulisan. oleh karena itu, gunakan dan manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

Tidak ada komentar: