Cari Yang Anda Butuhkan

Assalamualaikum

Sabtu, 30 Juli 2016

Perjuangan Rakyat Indonesia Melalui Perlawanan Bersenjata

Pelajaran IPS

Perjuangan Rakyat Indonesia Melalui Perlawanan Bersenjata

Selain perjuangan secara sembunyi-sebunyi (ilegal), para pemimpin berjuang secara terbuka dengan melakukan perlawanan bersenjata. Perlawanan bersenjata itu dilakukan oleh rakyat maupun pasukan PETA.

A.  Perlawanan Bersenjata Yang Dilakukan Rakyat
Perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh rakyat diberbagai daerah, antara lain sebagai berikut.

1) Perlawanan Rakyat di Cot Pleing (10 November 1942)
Perlawanan ini dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil, seorang guru mengaji. Perlawanan di Cot Pleing, Lhoseumawe, Aceh ini diawali dari serbuan Jepang terhadap masjid di Cot Pleing. Akhirnya Teungku Abdul Jalil tewas ditembak oleh Jepang.

2) Perlawanan Rakyat Di Pontianak (16 oktober 1943)
Perlawanan ini dilakukan oleh suku dayak di pedalaman serta kaum foedal dihutan-hutan. Latar belakang perlawanan ini Karena mereka menderita akibat tindakan Jepang yang kejam. Tokoh perlawanan dari kaum ningrat yakni Utin Patimah.

3) Perlawanan Rakyat Di Sukamanah, Singaparna, Jawa Barat (25 Februari 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh KH. Zainal Mustafa, seorang pendiri pesantren Sukamamah. Perlawanan ini lebih bersifat keagamaan. KH. Zainal Mustafa tidak tahan lagi membiarkan penindasan dan pemerasant terhadap rakyat, serta pemaksaan terhadap agama yakni adanya upacara "seikeirei" (menyembah terhadap Tenno Heika Kaisar Jepang). KH. Zainal Mustafa beserta 27 orang anggotanya dihukum mati oleh Jepang tanggal 25 Oktober 1944.
K.H. Zainal Mustafa
4) Perlawanan Rakyat Di Cidempet, Kecamatan Lohbener, Indramayu (30 Juli 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh H. Madriyas, Darini, Surat, Tasiah dan H. Kartiwa. Perlawanan ini disebabkan oleh cara pengambilan padi milik rakyat yang dilakulan Jepang dengan Kejam. Sehabis panen, padi langsung diangkut kebalai desa. Perlawanan rakyat dapat dipadamkan secara kejam dan para pemimpin perlawanan ditangkap oleh Jepang.

5) Perlawanan Rakyat di Irian Jaya
Perlawanan terjadi dibeberapa daerah Irian Jaya, antara lain sebagai berikut.

a)  Perlawanan rakyat di Biak (1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkoren, pimpian gerakan "koreri" yang berpusat diBiak. Perlawan ini dilatar belakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan di aniaya. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan pulau Biak.

b)  Perlawanan rakyat dipulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut nakuti rakyat. Tetapi rakyat tidak takut dan munculah seorang pemimpin gerilya yakni S. Papare.

c)  Perlawanan rakyat Ditanah Besar, daratan Irian (Papua)
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Irian Jaya, terjadi hubungan kerja sama antara Gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapat modal senjata dari Sekutu.

B.  Perlawanan Bersenjata yang Dilakukan PETA (Pembela Tanah Air)

1)  Perlawanan PETA Di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan diluar batas perikemanusiaan.

Perlawanan PETA Di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar dijawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui kolonel katagiri (komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat Perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
Syodanco Supriyadi
salah satu tokoh PETA di Blitar

2)  Perlawanan PETA Di Meureudu, Aceh (November 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh perwira Gyugun T. Hamid  latar belakang perlawanan ini karena sikap jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada Khususnya.

3)  Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco)  kusaeri  bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga kusaeri ditangkap 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksanakan Karena Jepang terdesak oleh Sekutu. 

Tidak ada komentar: